teknologi

Mesin Milling & Drilling

                                   "MESIN MILLING DAN DRILLNG"                                                              ...

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Sholat Menurut Medis

Jumat, 09 Januari 2015



SHOLAT MENURUT MEDIS


Sholat Tahajjud ternyata tak hanya membuat  seseorang yang
melakukannya mendapatkan tempat (maqam) terpuji di sisi Allah
(Qs  Al-Isra:79) tapi juga sangat penting bagi dunia kedokteran.
Menurut hasil  penelitian Mohammad Sholeh, dosen IAIN Surabaya,
salah satu shalat sunah itu  bisa membebaskan seseorang dari
serangan infeksi dan penyakit kanker.

Tidak percaya?

"Cobalah Anda rajin-rajin sholat tahajjud. "Jika anda melakukannya
secara rutin, benar, khusuk, dan ikhlas, niscaya  and terbebas
dari infeksi dan kanker". Ucap Sholeh. Ayah dua anak itu bukan
'tukang obat' jalanan. Dia melontarkan pernyataanya itu dalam
desertasinya  yang berjudul 'Pengaruh Sholat tahajjud terhadap
peningkatan Perubahan Response ketahanan Tubuh Imonologik:
Suatu Pendekatan Psiko-neuroimunologi"

Dengan desertasi itu, Sholeh berhasil meraih  gelar doktor dalam
bidang ilmu  kedokteran pada Program Pasca Sarjana  Universitas
Surabaya, yang dipertahankannya Selasa pekan lalu. Selama
ini, menurut Sholeh, tahajjud dinilai hanya merupakan ibadah
salat tambahan atau  sholat sunah.

Padahal jika dilakukan secara kontinu,  tepat  gerakannya,
khusuk dan ikhlas, secara medis sholat itu menumbuhkan
respons  ketahannan tubuh (imonologi) khususnya pada
imonoglobin M, G, A  dan limfosit-nya yang berupa persepsi
dan motivasi positif, serta dapat   mengefektifkan kemampuan
individu untuk menanggulangi masalah yang  dihadapi  (coping).

Sholat tahajjud yang dimaksudkan Sholeh bukan sekedar
menggugurkan status sholat yang muakkadah (Sunah
mendekati wajib). Ia menitikberatkan pada sisi rutinitas sholat,
ketepatan gerakan, kekhusukan, dan  keikhlasan.

Selama ini, kata dia, ulama melihat masalah  ikhlas ini sebagai
persoalan mental psikis.    Namun sebetulnya  soal ini dapat
dibuktikan dengan tekhnologi kedokteran.  Ikhlas yang selama
ini dipandang sebagai misteri, dapat dibuktikan secara
kuantitatif melalui  sekresi hormon kortisol.

Parameternya, lanjut Sholeh, bisa diukur  dengan kondisi tubuh.
Pada kondisi  normal, jumlah hormon kortisol pada  pagi hari
normalnya antara 38-690  nmol/liter. Sedang pada malam hari-
atau setelah pukul 24:00 normalnya antara 69-345 nmol/liter.
"Kalau jumlah  hormon kortisolnya normal, bisa diindikasikan
orang itu tidak ikhlas karena  tertekan. Begitu sebaliknya.
Ujarnya seraya menegaskan  temuannya ini yang membantah
paradigma lama yang menganggap ajaran agama (Islam)
semata-mata dogma atau doktrin.

Sholeh mendasarkan temuannya itu melalui satu penelitian
terhadap 41 responden sisa SMU Luqman Hakim Pondok
Pesantren Hidayatullah, Surabaya. Dari 41  siswa itu, hanya
23 yang sanggup bertahan menjalankan sholat tahajjud
selama  sebulan penuh. Setelah diuji lagi, tinggal 19 siswa
yang bertahan sholat tahjjud  selama dua bulan. Sholat
dimulai pukul 02-00-3:30 sebanyak 11* rakaat,  masing-masing
dua  rakaat empat kali salam plus tiga rakaat. Selanjutnya,
hormon kortisol mereka diukur di tiga laboratorium di Surabaya
(paramita, Prodia  dan  Klinika).

Hasilnya, ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang yang
rajin  bertahajjud secara ikhlas berbeda jauh dengan orang
yang tidak  melakukan  tahajjud. Mereka yang  rajin dan ikhlas
bertahajud memiliki  ketahanan tubuh dan kemampuan
individual untuk menaggulangi masalah-masalah yang
dihadapi dengan stabil.

"jadi sholat tahajjud selain bernilai ibadah, juga  sekaligus
sarat dengan muatan psikologis yang dapat mempengaruhi
kontrol  kognisi. Dengan cara memperbaiki persepsi dan
motivasi  positif dan coping yang efectif, emosi yang positif
dapat menghindarkan seseorang dari stress,"

Nah, menurut Sholeh, orang stress itu biasanya rentan sekali
terhadap penyakit kanker dan infeksi. Dengan sholat tahajjud
yang dilakukan secara rutin  dan disertai perasaan ikhlas serta
tidak terpaksa, seseorang akan memiliki  respons imun yang
baik, yang kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit
infeksi dan kanker. Dan, berdasarkan hitungan tekhnik medis
menunjukan,  sholat tahajjud yang dilakukan seperti itu membuat
orang mempunyai ketahanan  tubuh yang baik.

Sebuah bukti bahwa keterbatasan otak manusia tidak mampu
mengetahui semua rahasia atas rahmat, nikmat, anugrah yang
diberikan oleh ALLAH kepadanya. Haruskah kita menunggu
untuk bisa masuk diakal kita ???????

Seorang Doktor di Amerika telah memeluk Islam  karena
beberapa keajaiban yang di temuinya di dalam penyelidikannya.
Ia amat  kagum dengan penemuan tersebut  sehingga tidak
dapat diterima oleh akal  fikiran.

Dia adalah seorang Doktor Neurologi.  Setelah memeluk Islam
dia amat yakin pengobatan secara Islam dan oleh sebab itu
ia telah membuka sebuah klinik yang bernama "Pengobatan
Melalui Al Qur'an"  Kajian pengobatan melalui Al-Quran
menggunakan obat-obatan yang digunakan   seperti yang
terdapat didalam Al-Quran. Di antara berpuasa, madu, biji
hitam (Jadam) dan sebagainya. Ketika ditanya bagaimana dia
tertarik untuk memeluk Islam maka Doktor tersebut memberitahu
bahwa sewaktu kajian saraf yang dilakukan, terdapat beberapa
urat saraf di dalam otak manusia ini tidak dimasuki oleh darah.
Padahal setiap inci otak manusia memerlukan  darah yang
cukup untuk berfungsi secara yang lebih normal.

Setelah membuat kajian yang memakan waktu akhirnya dia
menemukan bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf di
dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang tersebut
bersembahyang yaitu ketika sujud.

Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu
saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut
mengikut kadar  sembahyang 5 waktu yang di wajibkan oleh
Islam.

Begitulah keagungan  ciptaan  Allah. Jadi barang siapa yang
tidak menunaikan sembahyang maka otak tidak  dapat menerima
darah yang secukupnya untuk berfungsi secara  normal. Oleh
karena itu kejadian manusia ini sebenarnya adalah untuk menganut
agama Islam "sepenuhnya" karena sifat fitrah kejadiannya memang
telah  dikaitkan oleh Allah dengan agamanya yang indah ini.

Kesimpulannya :  Makhluk Allah yang  bergelar manusia yang
tidak bersembahyang apalagi bukan  yang beragama  Islam
walaupun akal mereka berfungsi secara normal tetapi sebenarnya
di  dalam sesuatu keadaan mereka akan hilang  pertimbangan
di dalam membuat keputusan  secara normal.
Justru  itu tidak heranlah manusia ini kadang-kadang tidak
segan-segan untuk melakukan  hal-hal yang bertentangan
dengan fitrah  kejadiannya walaupun akal mereka  mengetahui
perkara yang akan dilakukan tersebut adalah tidak sesuai
dengan  kehendak mereka karena otak tidak bisa untuk
mempertimbangkan secara lebih  normal. Maka tidak heranlah
timbul bermacam-macam gejala-gejala sosial  Masyarakat saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Most Reading

Sidebar One